Showing posts with label Endometriosis. Show all posts
Showing posts with label Endometriosis. Show all posts

Endometriosis - Bab II - Gambaran Klinik dan Diagnosis

2.5    Gambaran Klinik

Gejala yang paling utama dari endometriosis adalah nyeri, tersering di perut bawah, punggung bawah dan daerah pelvis. Beratnya nyeri yang dirasakan wanita tidak berhubungan dengan luas atau stadium ( I – IV) endometriosis. Beberapa wanita bisa mendapatkan sedikit nyeri atau  sama sekali tidak merasakan nyeri meskipun endometriosisnya luas. Sebaliknya, wanita bisa merasakan nyeri hebat meskipun endometriosisnya ringan. Gejala-gejala yang sering ditemukan pada endometriosis adalah :

-    Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi dan selama haid 
     (dismenorea)
-    Nyeri kronik (pada punggung bawah, pada pelvik, juga abdomen).
-    Dispareunia
-    Nyeri waktu defekasi atau miksi (disuria) pada waktu premenstrual.
-    Menorrhagia
-    Infertilitas.
-    Perdarahan pada saat prementrual atau intermenstrual.

Endometriosis - Bab II - Diagnosis Differensial dan Komplikasi

2.7    Diagnosis Differensial

Ditemukannya gejala nyeri, infertilitas dan perlekatan pada endometriosis perlu dibedakan dengan gejala yang sama pada pelvic inflammatory disease dan tumor pelvik. Adenomiosis uteri, tumor adneks dapat  menimbulkan kesukaran diagnosis diferensial dengan kista ovarium, sedang endometriosis dari rektosigmoid perlu dibedakan dengan karsinoma.
Biasanya dibutukan evaluasi operatif untuk membantu diagnosis.

2.8    Komplikasi

  • - Obstruksi dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolon atau ureter.
  •  
  • - Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.
  •  
  • - Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.
  •  
  • - Infertilitas, ditemukan pada 30% - 40% kasus. Endometriosis merupakan penyebab infertilitas kedua terbanyak pada wanita.
  •  
  • - Kanker ovarium.

Endometriosis - Bab III - TERAPI ENDOMETRIOSIS

BAB III
TERAPI ENDOMETRIOSIS

Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan, terapi hormonal, dan pembedahan. Pemilihan terapi dilakukan pasien berdasarkan fertilitas, gejala dan  stadium penyakitnya. Terapi untuk endometriosis memerlukan evaluasi operatif untuk diagnosis pasti, stadium dan untuk memastikan bahwa gejala pasien hanya endometriosis.

3.1    Pencegahan

Disarankan, meski tidak terbukti kuat bahwa kehamilan dan kelahiran anak bisa menghentikan endometriosis.

Meigs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometriosis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, oleh karena hal itu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid  dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.

Endometriosis - Bab III - Observasi dan pemberian analgetika

3.2    Observasi dan pemberian analgetika

NSAID dan analgetik lain, selain mengurangi nyeri dapat mengurangi darah haid. Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, pengawasan itu bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri. Sikap yang sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai persoalan tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan, perlu dilakukan pemerikasaan terhadap infertilitas dan diambil sikap yang lebih aktif. Pada observasi seperti diterangkan di atas, harus dilakukan pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatif. Dalam masa observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.

Endometriosis - Bab III - Pengobatan Hormonal

3.3    Pengobatan Hormonal

Dasar dan prinsip terapi

Sebagai dasar pengobatan hormonal endometriosis ialah bahwa pertumbuhan dan fungsi endometriosis, seperti jaringan endometrium yang normal, dikontrol oleh hormon-hormon steroid. Hal ini didukung oleh data klinik maupun laboratorium.
Data klinik tersebut ialah :
  1. Endometriosis sangat jarang timbul sebelum menars,
  2. Menopause, baik alami maupun karena pembedahan, biasanya menyebabkan kesembuhan,
  3. Sangat jarang terjadi kasus endometriosis baru setelah menopause, kecuali jika ada pemberian estrogen eksogen.
Data laboratorium menunjukkan bahwa jaringan endometriosis pada umumnya mengandung reseptor estrogen, progesteron, dan androgen. Estrogen merangsang pertumbuhan jaringan endometriosis, androgen menyebabkan atrofi, sedang pengaruh progesteron kontroversial. Progesteron sendiri mungkin merangsang pertumbuhan endometriosis, namun progesteron sintetik yang umumnya mempunyai efek andogenik tampaknya menghambat pertumbuhan endometrosis.

Atas dasar tersebut diatas, prinsip pertama pengobatan hormonal endometriosis adalah menciptakan lingkungan hormon rendah estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal maupun jaringan endometriosis. Dengan demikian dapat dihindari timbulnya sarang endometriosis yang baru karena transport retrograd jaringan endometrium yang lepas serta pencegahan pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang menimbulkan rasa nyeri karena rangsangan peritoneum.

Endometriosis - Bab III - Pengobatan dengan pembedahan

3.4    Pengobatan dengan pembedahan

Harus selalu diingat bahwa adanya jaringan ovarium yang berfungsi merupakan syarat untuk tumbuhnya endometriosis. Oleh karena itu pada waktu melakukan pembedahan, harus dapat menentukan apakah fungsi ovarium harus dipertahankan dan bila fungsi ovarium dapat dihentikan. Sudah jelas bahwa fungsi ovarium harus dipertahankan pada endometriosis yang dini, pada endometriosis yang tidak memberikan gejala, dan pada endometriosis pada wanita muda dan yang masih inign punya anak. Sebaliknya fungsi ovarium dalam pelvis, khususnya pada wanita yang berusia lebih lanjut. Sebaiknya dalam melakukan pengobatan endometriosis kita bersikap konservatif berdasarkan atas fakta-fakta sebagai berikut :
  1. Endometriosis umumnya menjalar lambat dan memerlukan waktu bertahun-tahun; 
  2. Endometriosis bukanlah penyakit ganas dan jarang sekali menjadi ganas, dan 
  3. Endometriosis mengalami regresi pada waktu menopause. Umumnya pada terapi pembedahan yang konservatif sarang-sarang endometriosis diangkat dengan meninggalkan uterus dan jarigan ovarium yang sehat, dan perlekatan sedapat-dapatnya dilepaskan.
Pada kista coklat ovarium pada umumnya hendaknya jangan seluruh ovarium diangkat, tetapi ditinggalkan sebagian dari ovarium yang kiranya masih sehat. Kistner menganjurkan untuk mengerjakan neurektomi prasakral pada kasus-kasus endometriosis apabila uterusnya tidak diangkat. Hal ini juga perlu dikerjakan walaupun sebelumnya penderita-penderita tidak mengeluh tentang dismenorea, oleh karena gejala ini sering timbul kemudian setelah operasi. Kistner juga menganjurkan untuk melakukan apendektomi oleh karena tidak jarang sarang-sarang endometriosis terdapat pada serosa apendiks. Pembedahan konservatif ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yakni : laparotomi atau laparoskopi operatif.

Endometriosis - Bab IV - Kesimpulan

BAB  IV
KESIMPULAN

  • Endometriosis merupakan masalah kesehatan yang sering dan penting bagi wanita dan bisa ditemukan pada semua wanita, dari usia muda (premenarche) sampai usia post menopause.
  • Endometriosis dapat menyebabkan infertilitas bagi wanita, bisa menyebabkan rasa sakit atau bisa tidak bergejala sama sekali.
  • Pada endometriosis evaluasi operatif diperlukan untuk diagnosis pasti dan untuk menentukan stadium.
  • Pemilihan terapi endometriosis berdasarkan fertilitas, gejala dan stadium penyakit.