Eliminasi Pada Ibu Hamil

Sistem Ginjal

Ginjal merupakan organ eksresi yang vital. Tujuan organ ini ialah mempertahankan lingkungan internal tubuh agar berada dalam status homeostatis yang relatif konstan. Hal ini penting untuk efisiensi fungsi tubuh pada tingkat seluler. Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam. Basa mengatur volume cairan ekstrasel. Mengeksresi produk sampah, dan menyimpan nutrien yang sangat penting.

Perubahan Anatomi
 
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine statis atau strategi urine menimbulkan beberapa konsekuensi
  1. Terdapat selang waktu antara waktu pembentukan urine sampai urien tersebut mencapai kadung kemih, oleh karena itu hasil tes klirens menunjukkan substansi yang terkandung dalam filtrasi glomerulus beberapa jam sebelumnya.
  2. Urine yang mengalami stagnasi merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu urini wanita hamil mengandung nutrient dalam jumlah ang lebih besar, termasuk glukosa, oleh karena itu selama wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.
Iritabilitas kandung kemih, nokturia dan serine brkemih (urinary frequency) dan urgensi (tanpa disuria) umumnya dilaporkan pada awal kehamilan mendekati aterm, gejala pada kandung kemih dapat kembali muncul.
 
Urinary frequency merupakan akibat peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kehih.
Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti pinggul pada masa hamil di tunukkan oleh hiperimia kandung kemih dan uretra peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung  kemih sampai sekitar 1500 ml. pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Perubahan Fungsi Ginjal
 
Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomerulus (glumerular filtration rate) dan aliran plasma ginjal (renal palsam flow) meningkat pada awal kehamilan (Cunningham, dkk, 1993). Ginjal wanita harus mengakomodisi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah akibat adanya hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makan.
 
Ginjal berfungsi paling efesien saat wanita berbaring pada posisi rekumben lateral dan paling tidak efisien pada posisi terlentang. Saat wanita hamil berbaring terlentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung menurun akibat tekanan darah ibu dan frekuensi jantung anak menurun (vena kava atau sindrom hipotensi) begitu juga dengan volume darah ke ginjal. Apabila jantung merupakan aliran darah ke otak dan ke jantung tetap dipertahankan sehingga liran darah ke organ lain termasuk ginjal dan uterus menurun.

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Reabsorbsi tubular ginjal yang selektif dipertahankan keseimbangan air dan natrium tanpa memperhatikan perubahan asupan diet-diet kehilangan melalui keringat, muntah atau diare. Dalam keadaan normal, 500 – 900 mEq natrium dipertahankan selama masa hamil untuk memenuhi kebutuhan janin karena kebutuhan akan volume cairan intravaskuler dan ekstravaskular meningkat, maka diperlukan tambahan natrium yang berlebihan, ginjal ibu beradaptasi secara signifikan dengan meningatkan keabsorbsi tubular. Walaupun sistem ginjal berlangsung dengan efisiensi, sistem ini dapat tergantung akibat diet natrium / konstriksi natrium yang berlebihan atau akibat penggunaan diuretik. Hipovolemia berat dan penurunan perfusi plasenta merupakan 2 konsekuensi keadaan ini.
Kapasitas ginjal untuk mengekskresi air selama minggu-minggu awal kehamilan kelebihan lebih efisien dari pada awal kehamilan sejumlah air yang hilang menyebabkan beberapa wanita merasa haus. Akumulasi air di tungkai bawah pada tahap lanjut kehamilan menurunkan aliran darah ginjal dan EFR. Respons diuretik terhadap akumulasi air terpaku saat wanita berbaring, terutama berbaring miring dan akumulasi cairan kembali memasuki sirkulasi umum. Akumulasi darah di tungkai bawah ini kadang-kadang disebut edema fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan.
 
Dalam keadaan normal, ginjal mereabsorpsi hampir semua glukosa dan nutrien lain dari filtrat plasma. Pada wanita hami, reabsorpsi glukosa ditubulus terganggu sehingga terjadi glukosuria. Pada waktu dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Nilai normal glukosa dalam urine ialah 0 – 20 mg/dl. Dalam satu hari glukosa dalam urine kadang-kadang positif dan kadang-kadang negatif. Apabila positif, jumlah glukosa bervariasi dari +1 sampai +4.
 
Pada wanita tidak hamil, kadar glukosa darah harus berbeda dalam rentang 160 sampai 180 mg/dl. Sebelum glukosa didalam urine (tidak direabsorpsi). Selama masa hamil, glukosuria terjadi jika kadar glukosa ibu lebih rendah dari 160 mg/dl. Alasan mengapa glukosa dan nutrien lain, seperti asam amino, di buang selama masa hamil, tidak dimengerti dan mekanisme pasti yang menyebabkannya belum ditemukan. Walaupun strus glukosuria dapat dibentuk pada kehamilan normal.(cairan kad +1, ibu memperlihatkan peningkatan ansietas). Kemungkinan diabetes melitus tetap diingat.
 
Albumin dan globumin → protein yang bukan merupakan unsur normal urine pada waktu kapan pun. Sejumlah kecil protein kadang-kadang dapat ditemukan dalam urine yang pekat atau urine pertama pada pagi hari setelah bangun tidur. Namun, pada waktu kapanpun, temuan protein dalam jumlah yang dapat diukur (lebih dari 150 mg dalam 24 jam) merupakan tanda signifikan penyakit ginjal.

Perubahan Pada Saluran Kemih Selama Kehamilan
 
Pada kehamilan normal terjadi perubahan-perubahan bermakna baik pada struktur maupun fungsi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih adalah salah satu perubahan anatomis paling signifikan yang ditimbulkan oleh kehamilan. Perubahan tersebut menyebabkan dilatasi kaliks dan pelvis ginjal, juga ureter. Sebagian wanita memperlihatkan dilatasi sebelum uterus mencapai tepi panggul pada usia gestasi sekitar 14 minggu. Hal ini mengisyaratkan adanya pengaruh hormon yang melemaskan lapisan-lapisan saluran kemih. Terjadi dilatasi lebih lanjut pada kehamilan 21 minggu akibat penekanan mekanis dan ureter terutama di sisi kanan. Sebagian besar kecuali 6% wanita dengan dilatasi saluran kemih yang dipicu oleh kehamilan memperhatikan pemulihan dalam 2 sampai 4 hari setelah pelahiran yang menarik saluran kemih janin juga mengalami dilatasi seperti pada ibunya.
 
Konsekuensi penting dari dilatasi oleh obstruksi adalah kemungkinan timbulnya infeksi saluran kemih bagian atas. Faktor predisposisi lain untuk infeksi adalah meningkatnya refluks vesikoureter. Perubahan-perubahan normal yang berkaitan dengan kehamilan ini juga dapat menyebabkan kesalahan interprestasi pada berbagai pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi obstruksi yang dicurigai patologis.
 
Tanda-tanda peningkatan fungsi ginjal segera muncul setelah konsepsi. Hal ini tampaknya terjadi karena vasodilatasi intrarenal yang diinduksi oleh kehamilan. Aliran plasma ginjal dan filtrasi glomerulus efektif masing-masing meningkatkan rata-rata 40 dan 65%. Perubahan-perubahan ini memiliki relevansi klinis saat kita menginterprestasi hasil-hasil pemeriksaan ginjal. Sebagai contoh, konsentrasi kreatinin dan urea serum sangat menurun, perubahan lain adalha perubahan yang berkaitan dengan pemeriksaan homeostasis asam-basa normal, osmoregulasi, serta retensi cairan dan elektrolit.

Traktus Urinarius
 
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh utreus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul pada akhir kehamilan. Bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kecing mulai tertekan kembali.
 
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya, atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
 
Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi diglomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi ditubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam urik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan.
Konstipasi merupakan hal yang umum selama kehamilan karena hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus dan perbesaran uterus yang menahannya. “Waktu” yang teratur, bersama asupan cairan ekstra dan laksatif buah-buahan adalah cara terbaik nonmedis yang sangat dianjurkan. Pelembu feses dan laksatif ringan munngkin diresepkan bila perlu.
 
Sering perkemihan merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh uterus dan peningkatan sensitifitas kongesti darah jaringan. Bagaimanapun bila terlalu sering berkemih ini diikuti oleh rasa nyeri atau darah dan urine bernanah, dokter harus diingatkan segera.
 
Albumiuria adalah tanda bahaya dari abnormal fungsi ginjal. Karena hal ini tidak dapat terlihat dengan mata telanjang, pemeriksaan albumin dilakukan setiap kali kunjungan pernatal untuk menentukan bila terjadi albumin pada urin.

No comments:

Post a Comment